Karena tak semua cinta hadir untuk tertawa. Kadang, ia datang untuk mengajarkan luka.
Logline:
Dua hati yang saling mencintai diuji bukan oleh orang ketiga, tapi oleh kenyataan hidup yang tak berpihak—dan satu-satunya yang bisa menyelamatkan hubungan mereka hanyalah air mata yang jujur.
Sinopsis:
Sena dan Kirana adalah pasangan muda yang terlihat sempurna. Mereka bertumbuh bersama sejak masa kuliah, berbagi mimpi, tawa, dan cinta yang tulus. Namun, ketika dunia mulai menuntut mereka jadi “dewasa”, cinta yang mereka bangun perlahan retak.
Tekanan pekerjaan, perbedaan prinsip, ego yang mulai berbicara, dan luka lama yang belum sembuh menjadi duri yang menusuk dalam diam. Percakapan berubah menjadi debat. Pelukan berubah jadi jarak. Hingga pada satu titik, mereka hanya bisa menangis—bukan karena menyerah, tapi karena masih ingin bertahan.
Percintaan Memang Butuh Air Mata adalah drama romantis yang jujur, penuh emosi, dan dekat dengan kenyataan banyak pasangan masa kini. Ini bukan tentang akhir bahagia, tapi tentang keberanian untuk terluka demi cinta yang lebih dewasa.
Tema dan Pesan:
Film ini menyentuh tema cinta yang realistik, kerapuhan hubungan, dan proses pendewasaan emosional dalam sebuah ikatan. Film ini mengingatkan bahwa air mata bukan tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa kita masih peduli, masih berharap, dan masih ingin memperjuangkan sesuatu.
Visual dan Gaya Cerita:
Dibalut dengan sinematografi lembut dan tone warna hangat-kelabu, film ini menyajikan emosi secara halus dan mendalam. Musik piano dan string mengiringi adegan-adegan hening yang sarat makna, menjadikan air mata sebagai bagian dari bahasa cinta.
Untuk Siapa Film Ini:
Cocok untuk penonton yang pernah jatuh cinta, pernah patah, atau sedang berjuang mempertahankan. Film ini bukan untuk mereka yang mencari romansa manis, tapi untuk yang siap menyelami dalamnya cinta yang menuntut air mata, kejujuran, dan pengorbanan.
