Satu lagu. Seribu air mata. Tentang rumah paling pertama: pelukan ibu.
Tentang Lagu:
Dirilis pada awal tahun 2000-an, “Bunda” merupakan salah satu lagu paling menyentuh dalam katalog musik Indonesia. Ditulis dan dinyanyikan oleh Melly Goeslaw, lagu ini bukan hanya sekadar penghormatan untuk seorang ibu—tetapi sebuah doa dalam nada, kerinduan dalam melodi, dan cinta yang tak bisa diukur dengan kata-kata.
Lirik yang Membekas:
Dengan bait pembuka:
“Kubuka album biru, penuh debu dan usang…”
lagu ini langsung membawa pendengar ke lorong waktu, ke masa kecil, ke momen-momen bersama ibu yang sering kita anggap sepele—hingga akhirnya hanya bisa dikenang.
Liriknya sederhana, tapi setiap kata menancap. Ia berbicara tentang perjalanan hidup, tentang perpisahan, dan tentang rindu yang tak pernah selesai, terutama bagi mereka yang harus hidup jauh dari orang tua, atau yang telah kehilangan sosok bunda tercinta.
Aransemen Musik:
Diiringi dengan instrumen piano dan string section yang halus dan syahdu, lagu ini menjadi salah satu karya terbaik Melly dalam menyampaikan emosi tanpa perlu banyak kata. Suaranya yang khas—rapuh tapi kuat—menambah kedalaman pada setiap bait.
Makna dan Resonansi:
“Bunda” bukan hanya lagu. Ia adalah pelukan dalam bentuk suara, air mata yang jatuh diam-diam, dan pengingat bahwa kasih ibu tak pernah tergantikan. Lagu ini sering diputar di acara keluarga, wisuda, perpisahan sekolah, hingga pemakaman—karena setiap orang punya kisah sendiri dengan ibunya.
Legacy:
Lebih dari dua dekade sejak dirilis, “Bunda” tetap menjadi lagu wajib saat Hari Ibu, dan terus dikenang lintas generasi. Banyak yang meng-cover-nya, tapi versi asli Melly selalu jadi yang paling menyayat hati.
Untuk Siapa Lagu Ini:
Untuk setiap anak yang pernah merindukan ibunya. Untuk setiap ibu yang diam diam meneteskan air mata saat anaknya tumbuh dan pergi. Untuk siapa saja yang percaya bahwa cinta pertama manusia adalah cinta seorang ibu—dan itu tak akan pernah tergantikan.
